BENDERA MERAH PUTIH PUTIH

BENDERA MERAH PUTIH PUTIH

Sejarah Bendera Merah Putih
Bila kita melihat deretan bendera yang dikibarkan dari berpuluh-puluh bangsa
di atas tiang, maka terlintas di hati kita bahwa masing-masing warna atau
gambar yang terdapat di dalamnya mengandung arti, nilai, dan kepribadian
sendiri-sendiri, sesuai dengan riwayat bangsa masing-masing.
Demikian pula dengan bendera merah putih bagi Bangsa Indonesia. Warna
merah dan putih mempunyai arti yang sangat dalam, sebab kedua warna
tersebut tidak begitu saja dipilih dengan cuma-cuma, melainkan melalui proses sejarah yang begitu panjang dalam perkembangan Bangsa Indonesia.
1. Pada abad VII di Nusantara ini terdapat beberapa kerajaan. Di Jawa, Sumatra, Kalimantan,
    dan  pulau-pulau  lainnya  yang  pada  hakikatnya  baru  merupakan  kerajaan  dengan
    kekuasaan terbatas, satu sama lainnya belum mempunyai kesatuan wilayah. Baru pada
    abad VIII terdapat kerajaan yang wilayahnya meliputi seluruh Nusantara yaitu Kerajaan
    Sriwijaya yang berlangsung sampai abad XII. Salah satu peninggalannya adalah Candi
    Borobudur , dibangun pada tahun 824 Masehi dan pada salah satu dindingnya terdapat
    “pataka” di atas lukisan dengan tiga orang pengawal membawa bendera merah putih
    sedang berkibar. Kata dwaja atau pataka sangat lazim digunakan dalam kitab jawa kuno
    atau kitab Ramayana. Gambar pataka yang terdapat pada Candi Borobuur, oleh seorang
    pelukis  berkebangsaan  Jerman  dilukiskan  dengan  warna  merah  putih.  Pada  Candi
    Prambanan  di  Jawa  Tengah  juga  terdapat  lukisan  Hanoman  terbakar  ekornya  yang
    melambangkan warna merah (api) dan warna putih pada bulu badannya. Hanoman = kera
    berbulu putih. Hal tersebut sebagai peninggalan sejarah di abad X yang telah mengenal
    warna merah dan putih.
Prabu Erlangga, digambarkan sedang mengendarai burung besar, yaitu Burung Garuda yang
juga dikenal sebagau burung merah putih. Denikian juga pada tahun 898 sampai 910 Raja
Balitung yang berkuasa untuk pertama kalinya menyebut dirinya sebagai gelar Garuda Muka,
maka sejak masa itu warna merah putih maupun lambang Garuda telah mendapat tempat di
hati    Rakyat    Indonesia.
2.   Kerajaan  Singosari  berdiri  pada  tahun    1222  sampai    1292  setelah  Kerajaan  Kediri,
mengalami kemunduran. Raja Jayakatwang dari Kediri saat melakukan pemberontakan
melawan  Kerajaan  Singosari  di  bawah  tampuk  kekuasaan  Raja  Kertanegara  sudah
menggunakan bendera merah - putih , tepatnya sekitar tahun 1292. Pada saat itu tentara
Singosari sedang dikirim ke Semenanjung Melayu atau Pamelayu. Jayakatwang mengatur
siasat mengirimkan tentaranya dengan mengibarkan panji - panji berwarna merah putih
dan gamelan kearah selatan Gunung Kawi. Pasukan inilah yang kemudian berhadapan
dengan Pasukan Singosari, padahal pasukan Singosari yang terbaik dipusatkan untuk
menghadang musuh di sekitar Gunung Penanggungan. Kejadian tersebut ditulis dalam
suatu piagam yang lebih dikenal dengan nama Piagam Butak. Butak adalah nama gunung
tempat ditemukannya piagam tersebut terletak di sebelah selatan Kota Mojokerto. Pasukan
Singosari  dipimpin  oleh  R.  Wijaya  dan  Ardaraja (anak  Jayakatwang  dan  menantu
Kertanegara). R. Wijaya memperoleh hadiah sebidang tanah di Desa Tarik, 12 km sebelah timur Mojokerto. Berkibarlah warna merah - putih sebagai bendera pada tahun 1292 dalam Piagam  Butak  yang  kemudian dikenal  dengan  piagam  merah  -  putih,  namun  masih terdapat salinannya. Pada buku Paraton ditulis tentang Runtuhnya Singosari serta mulai dibukanya Kerajaan Majapahit dan pada zaman itu pula terjadinya perpaduan antara Ciwaisme dengan Budhisme.
3.   Demikian   perkembangan   selanjutnya   pada   masa   kejayaan   Kerajaan   Majapahit,
    menunjukkan bahwa putri Dara Jingga dan Dara Perak yang dibawa oleh tentara Pamelayu
    juga mangandung unsur warna merah dan putih (jingga=merah, dan perak=putih). Tempat
    raja Hayam Wuruk bersemayam, pada waktu itu keratonnya juga disebut sebagai keraton
    merah - putih, sebab tembok yang melingkari kerajaan itu terdiri dari batu bata merah dan



lantainya  diplester  warna  putih.  Empu  Prapanca  pengarang  buku  Negarakertagama
menceritakan tentang digunakannya warna merah - putih pada upacara kebesaran Raja
Hayam Wuruk. Kereta pembesar - pembesar yang menghadiri pesta, banyak dihiasi merah
- putih, seperti yang dikendarai oleh Putri raja Lasem. Kereta putri Daha digambari buah
maja warna merah dengan dasar putih, maka dapat disimpulkan bahwa zaman Majapahit
warna merah - putih sudah merupakan warna yang dianggap mulia dan diagungkan. Salah
satu peninggalan Majapahit adalah cincin warna merah putih yang menurut ceritanya
sabagai  penghubung  antara  Majapahit  dengan  Mataram  sebagai  kelanjutan.  Dalam
Keraton Solo terdapat panji - panji peninggalan Kyai Ageng Tarub turunan Raja Brawijaya
yaitu Raja Majapahit terakhir. Panji - panji tersebut berdasar kain putih dan bertuliskan arab
jawa yang digaris atasnya warna merah. Hasil penelitian panitia kepujanggaan Yogyakarta
berkesimpulan antara lain nama bendera itu adalah Gula Kelapa . dilihat dari warna merah
dan putih. Gula warna merah artinya berani, dan kelapa warna putih artinya suci.

4.     Di Sumatra Barat menurut sebuah tambo yang telah turun temurun hingga sekarang ini
masih  sering  dikibarkan  bendera  dengan  tiga  warna,  yaitu  hitam  mewakili  golongan
penghulu atau penjaga adat, kuning mewakili golongan alim ulama, sedangkan merah
mewakili golongan hulu baling. Ketiga warna itu sebenarnya  merupakan peninggalan
Kerajaan Minang pada abad XIV yaitu Raja Adityawarman. Juga di Sulawesi di daerah
Bone dan Sopeng dahulu dikenal Woromporang yang berwarna putih disertai dua umbul -
umbul di kiri dan kanannya. Bendera tersebut tidak hanya berkibar di daratan, tetapi juga di
samudera , di atas tiang armada Bugis yang terkenal. Bagi masyarakat Batak terdapat
kebudayaan memakai ulos semacam kain yang khusus ditenun dengan motif tersendiri.
Nenek moyang orang Batak menganggap ulos sebgai lambang yang akan mendatangkan
kesejahteraan jasmani dan rohani serta membawa arti khusus bagi yang menggunakannya.
Dalam aliran animisme Batak dikenal dengan kepercayaan monotheisme yang bersifat
primitive, bahwa kosmos merupakan kesatuan tritunggal, yaitu benua atas dilambangkan
dengan warna merah dan benua bawah dilambangkan dengan warna hitam. Warna warna
ketiga itu banyak kita jumpai pada barang-barang yang suci atau pada hiasan-hiasan
rumah adat. Demikian pula pada ulos terdapat warna dasar yang tiga tadi yaitu hitam
sebagai warna dasar sedangkan merah dan putihnya sebagai motif atau hiasannya. Di
beberapa daerah di Nusantara ini terdapat kebiasaan yang hampir sama yaitu kebiasaan
memakai selendang sebagai pelengkap pakaian kaum wanita. Ada kalanya pemakaian
selendang itu ditentukan pemakaiannya pada setiap ada upacara - upacara, dan sebagian
besar dari moti-motifnya berwarna merah dan putih.

5.     Ketika terjadi perang Diponegoro pada tahun 1825-1830 di tengah - tengah pasukan
Diponegoro yang beribu - ribu juga terlihat kibaran bendera merah - putih, demikian juga di
lereng - lereng gunung dan desa - desa yang dikuasai Pangeran Diponegoro banyak
terlihat kibaran bendera merah - putih. Ibarat gelombang samudera yang tak kunjung reda
perjuangan Rakyat Indonesia sejak zaman Sriwijaya, Majapahit, putra - putra Indonesia
yang dipimpin Sultan Agung dari Mataram, Sultan Ageng Tirtayasa dari Banten, Sultan
Hasanudin, Sisingamangaraja, Tuanku Imam Bonjol, Teuku Umar, Pangeran Antasari,
Pattimura,   Diponegoro   dan   banyak   lagi   putra   Indonesia   yang   berjuang   untuk
mempertahankan kedaulatan bangsa, sekalipun pihak penjajah dan kekuatan asing lainnya
berusaha menindasnya, namun semangat kebangsaan tidak terpadamkan.
6.     Pada abad XX perjuangan Bangsa Indonesia makin terarah dan menyadari akan adanya
persatuan dan kesatuan perjuangan menentang kekuatan asing, kesadaran berbangsa dan bernegara mulai menyatu dengan timbulnya gerakan kebangsaan Budi Utomo pada 1908 sebagai salah satu tonggak sejarah.
7.     Kemudian pada tahun 1922 di Yogyakarta berdiri sebuah perguruan nasional Taman Siswa
dibawah pimpinan Suwardi Suryaningrat. Perguruan itu telah mengibarkan bendera merah
putih dengan latar dasar warna hijau yang tercantum dalam salah satu lagu antara lain :
Dari Barat Sampai ke Timur, Pulau-pulau Indonesia, Nama Kamu Sangatlah Mashur
Dilingkungi Merah-putih. Itulah makna bendera yang dikibarkan Perguruan Taman Siswa.





8.   Ketika terjadi perang di Aceh, pejuang - pejuang Aceh telah menggunakan bendera perang
    berupa umbul-umbul dengan warna merah dan putih, di bagian belakang diaplikasikan
    gambar pedang, bulan sabit, matahari, dan bintang serta beberapa ayat suci Al Quran.

9.   Para mahasiswa yang tergabung dalam Perhimpunan Indonesia yang berada di Negeri
    Belanda pada 1922 juga telah mengibarkan bendera merah - putih yang di tengahnya
    bergambar kepala kerbau, pada kulit buku yang berjudul Indonesia Merdeka. Buku ini
    membawa   pengaruh   bangkitnya   semangat   kebangsaan   untuk   mencapai   Indonesia
    Merdeka.

10. Demikian seterusnya pada tahun 1927 berdiri Partai Nasional Indonesia dibawah pimpinan
    Ir.  Soekarno  yang  bertujuan  mencapai  kemerdekaan  bagi  Bangsa  Indonesia.  Partai
    tersebut mengibarkan bendera merah putih yang di tengahnya bergambar banteng.

11. Kongres Pemuda pada tahun 1928 merupakan detik yang sangat bersejarah dengan
    lahirnya “Sumpah Pemuda”. Satu keputusan sejarah yang sangat berani dan tepat, karena
    kekuatan  penjajah  pada  waktu  itu  selalu  menindas  segala  kegiatan  yang  bersifat
    kebangsaan. Sumpah Pemuda tersebut adalah tidak lain merupakan tekad untuk bersatu,
    karena persatuan Indonesia merupakan pendorong ke arah tercapainya kemerdekaan.
    Pada kongres tersebut untuk pertama kalinya digunakan hiasan merah - putih tanpa
    gambar atau tulisan, sebagai warna bendera kebangsaan dan untuk pertama kalinya pula
    diperdengarkan lagu kebangsaan Indonesia Raya.
12. Pada saat kongres pemuda berlangsung, suasana merah - putih telah berkibar di dada
    peserta, yang dibuktikan dengan panitia kongres mengenakan “kokarde” (semacam tanda
    panitia) dengan warna merah putih yang dipasang di dada kiri. Demikian juga pada anggota
    padvinder atau pandu yang ikut aktif dalam kongres menggunakan dasi berwarna merah -
    putih.   Kegiatan   pandu,   suatu   organisasi   kepanduan   yang   bersifat   nasional   dan
    menunjukkan identitas kebangsaan dengan menggunakan dasi dan bendera merah - putih.
13. Perlu disadari bahwa Polisi Belanda (PID) termasuk Van der Plass tokohnya sangat ketat
    memperhatikan gerak - gerik peserta kongres, sehingga panitia sangat berhati-hati serta
    membatasi diri demi kelangsungan kongres. Suasana merah putih yang dibuat para pandu
    menyebabkan pemerintah penjajah melarang dilangsungkannya pawai pandu, khawatir
    pawai bisa berubah menjadi semacam penggalangan kekuatan massa.

14. Pengibaran Bendera Merah-putih dan lagu kebangsaan Indonesia Raya dilarang pada
    masa  pendudukan  Jepang,  karena  ia  mengetahui  pasti  bahwa  hal  tersebut  dapat
    membangkitkan   semangat   kebangsaan   yang   nantinya   menuju   pada   kemerdekaan.
    Kemudian pada tahun 1944 lagu Indonesia Raya dan Bendera Merah-putih diizinkan untuk
    berkibar lagi setelah kedudukan Jepang terdesak. Bahkan pada waktu itu pula dibentuk
    panitia yang bertugas menyelidiki lagu kebangsaan serta arti dan ukuran bendera merah-
    putih.

15. Detik-detik yang sangat bersejarah adalah lahirnya Negara Kesatuan Republik Indonesia
    pada 17 Agustus 1945. Setelah pembacaan teks proklamasi, baru dikibarkan bendera
    merah-putih, yang kemudian disahkan pada 18 Agustus 1945. Bendera yang dikibarkan
    tersebut kemudian ditetapkan dengan nama Sang Saka Merah Putih.

16. Kemudian pada 29 September 1950 berkibarlah Sang Merah Putih di depan Gedung
    Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai pengakuan kedaulatan dan kemerdekaan Bangsa
    Indonesia oleh badan dunia.
PENGERTIAN BENDERA

Asal kata
Bandira / Bandir yang artinya umbul-umbul. Bandiera dari Bahasa Itali Rumpun Romawi Kuno. Dalam Bahasa Sangsakerta untuk Pataka, Panji, Dhuaja.



Bendera adalah lambang kedaulatan kemerdekaan. Dimana negara yang memiliki dan
mengibarkan bendera sendiri berarti negara itu bebas mengatur segala bentuk aturan negara
tersebut.
Menurut W.J.S. Purwadarminta, Bendera adalah sepotong kain segi tiga atau segi empat diberi tongkat (tiang) dipergunakan sebagai lambang, tanda dsb, panji tunggul.
Arti warna
Bangsa Indonesia purba ketika masih bertempat di daratan Asia Tenggara + 6000 tahun yang lalu menganggap Matahari dan Bulan merupakan benda langit yang sangat penting dalam   perjalanan   hidup   manusia.   Penghormatan   terhadap   benda   langit   itu   disebut penghormatan  Surya  Candra. Bangsa Indonesia purba menghubungkan Matahari dengan warna merah dan Bulan dengan warna putih. Akibat dari penghormatan Surya Candra, bangsa Indonesia sangat menghormati warna merah putih.
Kedua    lambang    tersebut    melambangkan    kehidupan    yaitu    :
Merah melambangkan darah, ciri manusia yang masih hidup, Putih melambangkan getah, ciri-
ciri tumbuhan yang masih hidup, Warna Merah Putih dianggap lambang keagungan, kesaktian
dan kejayaan.
Warna Merah Putih itu bagi bangsa Indonesia khususnya bagi rumpun Aestronia pada umumnya merupakan keagungan, kesaktian dan kejayaan. Berdasarkan anggapan tersebut dapat dipahami apa sebab lambang perjuangan kebangsaan Indonesia, Lambang Negara Nasional, yang merupakan bendera berwarna Merah Putih.
Kemudian  bendera  Merah-Putih  bergelar     “Sang”  yang  berarti  kemegahan  turun
temurun, sehingga Sang Saka berarti berdera warisan yang dimuliakan.
Makna    warna    bagi    bangsa    Indonesia:
MERAH : Gula Merah, Bubur Merah, Berani, Kuat, Menyala, Darah
PUTIH : Gula Putih, Bubur Putih, Kelapa, Suci, Bersih, Hidup, Getah
TATA KRAMA
1. Tidak boleh menyentuh tanah
    Logika : Bendera akan kotor
Kiasan : Tanah merupakan tempat berpijak, maka bila bendera jatuh, seolah-olah menginjak
bendera
2. Tidak boleh dibawa balik kanan
Kiasan : Karena negara seperti mundur / kemunduran

Peraturan Tentang Bendera Merah Putih
UUD '45  pasal 35
Bendera Negara Indonesia ialah Sang Merah Putih.
Peraturan Pemerintah. No.40/1958 tentang Bendera Kebangsaan Republik Indonesia

Kemiripan dengan bendera negara lain
Bendera ini mirip dengan bendera negara Bendera Monako  dan Solothum  yang mempunyai warna sama namun rasio yang berbeda, selain itu bendera ini juga mirip dengan Bendera Polandia  yang mempunyai warna yang sama namun warnanya terbalik.














Mengatur Letak Bendera
Tata cara penggunaan Bendera Kebangsaan Merah Putih
sudah diatur melalui Peraturan Pemerintah No. 40 Tahun 1958.
Bendera Kebangsaan memiliki kedudukan lebih tinggi dibanding
dengan bendera lainnya seperti bendera organisasi organisasi di
Indonesia termasuk bendera Gerakan Pramuka. Karena itu dalam
lingkungan   Gerakan   Pramuka   pengaturan   sedemikian   rupa
sehingga tidak merubah kedudukan Bendera Kebangsaan yakni
Bendera Merah Putih. Biasanya Bendera Merah putih  diletakkan
paling  kanan  dengan  tiang  lebih  tinggi.  Jika  memiliki  standar
bendera  tunggal,  lebih  baik  digunakan.  Namun  apabila  hanya
punya satu standar bendera dengan banyak tempat ( Lubang
Tempat Bendera ) dapat diatur seperti tampak dalam gambar.
Dimanapun dan kapanpun, Merah Putih selalu mendampingi setiap
gerak langkah Pramuka
Bilamana Tali Bendera Putus ?
Jadi petugas Pengibar Bendera dalam suatu upacara nampaknya memiliki suatu beban  tersendiri.  Tanggung  jawab  yang  mereka  miliki  adalah  bagaimana  dapat menjalankan tugas tersebut dengan baik , lancar dan sempurna. Mengibarkan bendera Merah Putih di tiangnya yang tinggi dan tampak berkibar dengan bebasnya ketika ditiup  angin.  Begitulah  kira-kira  harapan  mereka  setiap  melaksanakan  tugasnya sebagai Sang Pengibar Bendera.
Lalu bagaimana apabila terjadi sesuatu di luar dugaan, disaat tali tiang ditarik tiba tiba tali bagian atas putus atau roda pada ujung tiang bendera macet, tidak mau berputar bahkan yang sering terjadi yakni tali tiang bendera keluar dari relnya/ roda. Padahal sebelumnya semua sudah diperiksa dan di uji coba berkali-kali.
Panik ? Tidak perlu. Jalankan saja Prosedur Tetap (Protap) yang kedua.
Apabila mengalami hal semacam ini,tindakan yang dilakukan adalah :
1.  Berusaha menangkap/ memegang  bendera agar  tidak jatuh ke tanah.
2.  Bentangkan bendera di depan tiang sampai upacara selesai.
Setelah  upacara  selesai  baru  kemudian  dibetulkan,  kibarkan  bendera  seperti biasanya.


STRUKUR ORGANISASI GERAKAN PRAMUKA

PENGERTIAN
Struktur organisasi GP merupakan  suatu kerangka yang berupa bagan atau skema yang menggambarkan tingkatan - tingkatan organisasi GP mulai dari bawah sampai dengan paling atas beserta mekanisme kerjanya.
Tujuan
Tujuan adanya struktur organisasi GP adalah agar mekanisme kerja GP lebih
terarah.dan sistematis sehingga mendukung tercapainya tujuan GP. Selain itu
adanya struktur organisasi untuk menghindari adanya kerancuan tumpang
tindih  dalam  melaksanakan  tugas ,  kewenangan  dan  tanggung  jawabdari
masing masing kwartir.
Manfaat
Manfaat dari adanya stuktur GP adalah
1.  Dijadikan pedoman di dalam menjalankan roda organisasi
2.  Dijadikan acuan didalammenjalankan tugas dan kewenangan pengurus
    organisasi
3.  Sebagia  acuan  didalam  menjalankan  kerjasama  denagn  organisasi  di
    atasnya atau di bawahnya
STRUKTUR ORGANISASI GP PERIODE 2008-2021

1. Ka. Mabinas
2. Ka. Kwarnas
3. Ka.DKN
4. Ka. Mabida Jateng
5. Ka. Kwarda Jateng
6. Ka. DKD
7. Ka. Mabicab
8. Ka. Kwarcab
9. Ka. DKC
10. Ka. Mabiran
11. Ka. Kwarran
12. Ka. DKR

: Presiden RI (Dr. H. Soesilo    Bambang Yudhoyono) : Prof. Dr. dr. Azrul Azwar,M.Ph)
: Syarifah Alawiyah
: Gubernur (H. Bibit Waluyo)
: Prof. Dr. Ir. Slamet Budi     Prayitno,M.Sc : Woro Nawangwulan
: Bupati Grobogan
: Drs. H. Sutomo,MM : Slamet
: Camat Purwodadi
: Drs. H. Suwarto
:



















Presiden
Pramuka utama


Munas
5 tahun

Presiden/
Kamabinas
Mabinas

Musda
5 tahun
Gubernur/
Kamabida
Mabida


Muscab
5 tahun
Bupati/Walikota
    Kamabicab
Mabicab


Musran
3 tahun
Camat
Kamabiran
    Mabiran



Mugus
3 tahun
Tokoh Masy
    Kamabigus
    Mabigus

Kwarnas    BPK

Lemdikanas  DKN    Pin. Saka
Tk Nasional



Kwarda    BPK

Lemdikada    DKD    Pin. Saka
Tk Daerah



Kwarcab    BPK

Lemdikacab  DKC    Pin. Saka
Tk Cabang




Kwaran    BPK

DKR    Pin. Saka
Tk Ranting

Kord gudep


Gugus depan  Pamong    Pamong
S  G   T   D    Saka  Pa  Saka  Pi
Saka Pa    Saka Pi



Garis pembinaan dan pengendalian
Garis bimbingan dan bantuan
Garis bimbingan teknis
Garis perwakilan
Garis pengawasan







MORSE
Sebelum ditemukan, Morse sudah banyak cara yang dilakukan untuk
menyampaikan berita dengan cepat dari satu tempat ke tempat lain. Cara pertama dilakukan Homerus Ilias yang menggunakan asap api yang disusun menurut kodekode berita seperti yang dilakukan oleh suku Indian Amerika. Kemudian ditemukan alat telegram yang menggunakan katukan-ketukan suara yang diatur panjang dan pendek untuk mengirim berita. Juga diperhunakan isyarat cahaya.
Pada tahun 1832 Samuel Finley Breese Morse merancang sebuah alat telegraf yang pertama. Dan pada tanggal 27 Mei 1844 terjadilah hubungan telegraf pertama kali di dunia antara kota Baltimore dengan Washington. Kode-kode Morse sangat sederhana berupa alfabet Morse yang mudah dimengerti dan dipelajari.

ALFABET MORSE
Terdiri dari titik
E    :  .
I    :  ..
S    : …
H    : ….

































































BERSEMBOYAN MORSE DENGAN BENDERA






















Alat untuk menyampaikan isyarat Morse adalah :
1.  Dengan Peluit (Bunyi pendek dan panjang)
2.  Dengan Bendera (Kibaran pendek dan panjang)
3.  Dengan Api/Cahaya Lampu (Nyala pendek dan panjang)
4.  Dengan Asap (Gumpalan kecil dan gumpalan besar)
5.  Dengan alat telegraf (Tulisan titik dan garis)
6.  Cermin dengan bantuan cahaya matahari (sebentar dan lama) Yang perlu diingat :
Pada waktu memberi isyarat Morse perlu diperhatikan antara perbedaan TITIK dan GARIS, yaitu 1 : 3
Misalnya untuk titik 1 (satu) detik, maka untuk garis adalah 3 (tiga) detik.






















































SEMAPHORE
Semaphore   adalah   cara   mengirimkan   berita   dengan
mempergunakan   sepasang   bendera.   Bendera yang
digunakan ukuran 40 x 40 cm dua buah,  Warna (kanan dan
kiri)  merah-kuning (bersilang). Bendera diikatkan pada
tongkat yang  panjangnya 50-55 cm.



Memilih tempat yang baik untuk bersemboyan
1.  Dasar belakang harus baik. Langit adalah dasar
yang baik
2.  Pilih tempat yang sewarna (tidak berupa-rupa) yang terang, tidak gelap
3.  Memanggil/menerima bertentangan dengan sinar/panas matahari
4.  Di belakang jangan ada orang lagi
5.  Jika tempat kita bersemboyan sukar diterima oleh penerima berita, maka
penerima berita meminta kepada orang yang mengirim berita supaya pindah tempat, dengan tanda kedua bendera dipersilangkan di atas kepala

Sikap pada waktu menyampaikan berita
1.  Bediri tegak lurus, kaki sedikit dibuka
2.  Tongkat bendera digenggam dekat di bawah bendera (tidak di ujung tongkat),
    jari telunjuk tidak ikut menggenggam tetapi lurus merapat dengan tongkatnya
3.  Lengan dengan tongkat harus lurus, merupakan garis lurus
4.  Usahakan agar bendera selalu berkibar, tidak tergulung pada tongkatnya
Kunci Semaphore

































PERSEMBAHAN IKATAN ALUMNI



Untuk mengirim isyarat angka dengan menggunakan tanda

A =1    F =6
B =2    G =7
C =3    H =8
D =4    I =9
E =5    J =0
Kode Semaphore

Previous
Next Post »